Jumat, 08 Juli 2011

Meningkatkan akurasi Kadar

Meningkatkan akurasi Kadar
Bagian 1.

Ada banyak faktor yang menyebabkan tidak akuratnya kadar dari pengetesan fire assay ini, nilai akurasi ini tergantung dari target masing – masing perusahaan, namun ditempat saya bekerja saya terbiasa dengan akurasi kurang dari 0,10%. Nilai akurasi ini diukur dari hasil tes pertama dan kedua, dimana selalu dilakukan 2x tes sekaligus terhadap barang yang sama. Nilai akurasi kadar tergantung pada:

Homogenitas barang :
Tingkat kerataan unsur dalam sebuah barang yang akan dijadikan objek pengetesan sangat berpengaruh besar. Homogen atau tidaknya suatu barang tergantung dari proses peleburan, dimana suhu dan pengadukan sangat berperan dalam hal ini. Suhu yang tidak sesuai dengan titik lebur dari suatu unsur dalam barang akan sebabkan tidak meratanya unsur dalam barang tersebut. Selain suhu, proses pengadukan yang tepat juga berfungsi untuk meningkatkan nilai homogenitas dalam barang tersebut. Hal ini disebabkan dalam suhu tinggi semua unsure akan mencair, unsure dengan berat jenis lebih berat akan cenderung ada dibawah tungku sehingga saat proses casting, barang tidak akan homogen.

Jenis Timbangan :
Pengambilan sampel baiknya dilakukan dengan timbangan jenis analytical, timbangan jenis ini mempunyai kemampuan hingga 1:10.000 sampai 1:100.000. Namun saya sarankan gunakan timbanngan dengan dengan ketelitian hingga 1:100.000. Satu angka paling belakang akan sangat berpengaruh pada hasil pengetesan yang akan anda lakukan. Pada timbangan 4 digit dibelakang koma, 1 angka paling belakang (0.0001 gram) akan berdampak pada 0.04% kadar, dan jika untuk timbangan 5 digit akan berpengaruh pada 0.004% kadar. Mungkin angka ini sangatlah kecil, namun jika sampel yang kita ambil tersebut dari barang dengan skala Ton, maka anda bisa hitung sendiri berapa kerugian akibat tidak akurasinya kadar yang anda hasilkan. Selain karena ketelitian timbangan, akurasi pada jenis faktor ini juga disebabkan salah dalam pemakaian timbangan. Kesalahan yang sering dilakukan oleh para analist adalah teknik penimbangan yang salah. Namun hal tersebut bisa direduksi dengan tipe timbangan yang baik, dimana dalam timbangan telah terdapat fitur anti listrik statis, anti shock, auto calibration (jika terdapat perubahan dalam kelembaban, suhu dan turbulensi udara). Timbangan jenis ini harganya berkisar 45 juta’an, namun untuk timbangan 4 digit dibelakang koma, anda bisa dapatkan dengan harga sekitar 12 juta (timbangan branded dan bersetifikasi).

Adanya PGM dalam sampel:
Adanya unsur dari PGM (Platinum Group Metal; Platinum, Rhodium, Palladium, Ruthenium) juga akan menggangu proses, lebih tepatnya pada proses cupellation. Dimana unsure ini akan mengikat Pb (Plumbum ; timah hitam) yang seharusnya ikut terserap oleh cupel, yang akhirnya akan membuat sampel setelah proses cupellation tidak bisa putih mengkilat, dan akan berwarna hitam. Unsure dari PGM biasanya berasal dari emas yang digunakan, adanya PGM dalam emas disebut dengan istilah impurity, hal ini ditandai dengan adanya kristal berwana putih pada emas, dan biasanya emas yang mengandung PGM akan lebih rapuh dan mudah patah. Karena sampel masih mengandung Pb dan karena Pb tidak bisa dilarutkan oleh Asam Nitrat maka saat selesai proses parting sampel akan bersalut hitam. Hal ini akan berpengaruh pada kadar dimana berat sampel akan terbaca lebih berat dari seharusnya karena adanya Pb tersebut tadi.

Suhu pada proses Cupellation:
Suhu ideal dalam proses cupellation adalah 1100o Celcius. Why? Karena titik lebur emas adalah 1064o Celcius. Pada suhu ini semua unsur dalam sampel akan bisa ikut mencair. Apalagi dibantu dengan adanya kandungan unsure Cu dalam sampel yang berfungsi sebagai Oxygen Carrier yang akan meningkatkan suhu pada sampel. Suhu yang kurang akan menyebabkan proses cupellation tidak berjalan dengan sempurna, karena semua unsure belum sepenuhnya cair. Unsur lain yang terkadung dalam sampel (seharusnya hanya perak dan emas saja) akan membuat sampel mengalami kerontokan saat proses parting.

….::::yanu.fire.assay::::….

PARTING

PARTING

Proses selanjutnya setelah cupellation adalah Parting, tujuan dari proses ini adalah menghilangkan Perak pada sampel sehingga hanya didapatkan emasnya saja. Emas yang tertinggal inilah yang kemudian akan kita hitung untuk menentukan kadar emas dari suatu barang. Perak dilarutkan dengan Asam Nitrat sehingga membentuk Perak Nitrat dalam senyawa garam.
Sebelum proses ini sampel yang telah dikeluarkan dari mesin harusnya dibersihkan dengan cara dipukul agar sisa cupel yang berada dibawah sampel bisa rontok, kemudian disikat dengan sikat tembaga agar sampel lebih bersih. Setelah sampel bersih, sampel dipipihkan dengan palu dan mesin giling hingga ketipisan 0.12 mm. Selama proses penggilingan sampel harus senantiasa dipanaskan pada api agar sampel tidak pecah dan rontok saat proses penggilingan. Akhiri dengan pemanasan pula sebelum akhirnya sampel digulung dengan bantuan pinset kecil, agar sampel mudah dimasukan kedalam tabung reaksi.
Pada dasarnya ada 2 cara dalam proses Parting ini, yaitu dengan cara Reguler dimana sampel dilarutkan pada Asam Nitrat bersama – sama dengan sampel yang lain, dengan cara ini kita bisa menghemat larutan dan waktu karena kapasitas sampel dengan cara ini bisa mencapai 30 sampel atau lebih tergantung dari bentuk keranjang yang akan digunakan. Keranjang yang digunakan harus terbuat dari Titanium agar keranjang juga tidak akan terlarut oleh asam nitrat. Cara kedua adalah dengan menggunakan tabung single atau Kjedal Flask, dengan cara ini cukup efisien jika jumlah sampel kurang dari 5 item, caranya sangat mudah cukup masukan sampel ke dalam tabung dan tuangkan larutan hingga setengah tabung atau sekitar 25 ml.

….::::yanu.fire.assay::::….